
Pondok Pesantren: Sarana Mengembangkan Jiwa Enterpreneurship – – Secara harfiah, masjid adalah rumah ibadah umat Islam atau Muslim. Selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid juga menjadi pusat kehidupan masyarakat muslim. Kegiatan merayakan Idul Fitri, diskusi, kajian agama, ceramah dan pengajian sering dilakukan di masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid mempunyai peran dalam kegiatan sosial, mulai dari masyarakat hingga militer.
Pada masa Nabi, masjid dijadikan sebagai pusat utama segala aktivitas masyarakat. Baik untuk kegiatan pendidikan, menjadi wadah untuk mengembangkan dan membangun jiwa wirausaha sahabat serta politik, strategi perang dan aspek lainnya termasuk bidang ekonomi, hukum, sosial dan budaya. Singkatnya, masjid selain sebagai pusat ibadah spiritual juga berfungsi sebagai tempat interaksi sosial.
Begitu besarnya peran dan fungsi masjid bagi umat Islam sehingga pembangunan masjid terus mengalami perkembangan. Berdasarkan data yang diperoleh dari website http://simas.kemenag.go.id/, dilaporkan hingga April 2018, jumlah masjid yang tersebar di seluruh Indonesia mencapai 235.182. Dengan bertambahnya jumlah masjid, diharapkan dapat mengembangkan mentalitas keislaman masyarakat muslim di Indonesia. Karena masjid dalam Islam merupakan media pertumbuhan spiritual dan emosional pribadi. Berkembangnya dua pandangan ekstrim yaitu liberalisme dan fundamentalisme dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap agama Islam.
Intinya Islam adalah agama Rahmat lil Alamin. Artinya Islam adalah agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam, termasuk hewan, tumbuhan, dan jin, terutama sesama manusia. Allah menegaskan hal ini dalam firman-Nya, “Dan kamu (Muhammad) tidak diutus ke bumi ini kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh dunia.” (QS. Al-Anbiya : 107).
Universitas memiliki peran dan tanggung jawab etis. Komposisi kemahasiswaan dan perkembangan akademik. Selain bidang akademik, pendidikan tinggi juga berperan dalam mengembangkan individu secara spiritual dan emosional. Hal ini sangat penting mengingat era digital dan perkembangan yang semakin pesat menuju kebebasan dunia. Pluralisme Indonesia juga dapat memicu perpecahan jika tidak diimbangi dengan kesadaran akan kemajemukan dan sikap toleransi untuk hidup bersama sebagai warga negara. Dalam hal ini masjid sekolah mempunyai kedudukan dan peran yang strategis dalam mengembangkan pemahaman agama siswa dengan visi Islam Rahmatan Lil Alamin.
Masjid sekolah merupakan bagian kecil dari sekolah. Namun masjid sekolah berperan besar dalam mencetak siswa yang berintegritas. Masjid sekolah tidak hanya sekedar tempat beribadah, kini masjid telah menjadi pusat kegiatan siswa dengan banyak organisasi dan kegiatan. Lembaga dan kegiatan yang berada di bawah naungan masjid akan lebih baik jika dioptimalkan untuk membentuk santri yang ikhlas. Dalam perannya membentuk peserta didik yang berintegritas, masjid sekolah dapat mengambil manfaat dari dua hal, yaitu karya spiritual masjid dan lembaga yang ada di dalamnya. Masjid sekolah mempunyai peran strategis dalam membangun dan membangun jiwa wirausaha siswa demi peradaban Indonesia yang baik. Di sekolah itulah segala idealisme, kecerdasan, semangat, cita-cita, tindakan dan sumbangsihnya berlindung. (Nasikin)
Surat kabar adalah situs web berita, hiburan, mode musik Anda. Berita dan video terkini kami hadirkan langsung dari industri hiburan., JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Direktorat Jenderal Perikanan (DJPB) terus mengajak masyarakat untuk membudidayakan ikan lele menggunakan bioflok. Sistem tersebut mengikutsertakan generasi muda, salah satunya adalah Pondok Pesantren (Ponpes) Santri Tulang Bawang Barat Darusolihin Tebu Ireng 12.
Dalam siaran pers tertulis Jumat 26/02/2021, Direktur Jenderal Perikanan Slamet Soebjakto dalam sambutannya di Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Shakti Wahyu Trenggono menyampaikan budidaya perikanan merupakan salah satu penunjang ketahanan pangan. . Oleh karena itu, hal tersebut perlu dijalankan sebagai salah satu aspek pembangunan perekonomian daerah di tengah pandemi saat ini.
Apalagi bagi generasi muda seperti santri Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng 12 Tulang Bawang Barat melahirkan wirausaha atau wirausaha baru.
Slamet menambahkan, salah satu cara budidaya berkelanjutan adalah budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Sistem Bioflok Karena berbagai keunggulan teknologi budidaya ikan, sistem ini banyak digemari masyarakat. Pasalnya, sistem budidaya ikan bioflok merupakan teknologi yang meningkatkan produktivitas budidaya perikanan, yang secara otomatis juga memberikan peluang keterlibatan masyarakat yang lebih besar.
Pemanfaatan teknologi bioflok semakin maju di masyarakat dengan adanya inovasi dan kreatifitas para petani untuk lebih mengembangkan teknologi tersebut.
Slamet juga mengajak para petani untuk terus mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam kegiatan budidaya ikan, baik dari aspek lingkungan, sosial, ekonomi atau bisnis.
Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi budidaya ikan lele sistem bioflok yang dilakukan Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng 12 Tulang Bawang Barat.
“Selain konsumsi santri untuk meningkatkan kecerdasannya, juga menumbuhkembangkan jiwa wirausaha santri sebagai bekal masa depan agar setelah lulus dari pesantren bisa mandiri memenuhi kebutuhan pangan dan usahanya dengan memanfaatkan ikan lele. Sistem Bioflok,” kata Slamet.
“Saya juga bangga dengan Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng 12 Tulang Bawang Barat yang berupaya mengembangkan sistem produksi, pengolahan, dan distribusi ikan lele yang terintegrasi. Melalui sistem terintegrasi ini, para petani tidak perlu khawatir akan menjual produknya ke mana. . dan Pengolah bisa dengan mudah mendapatkan bahan baku,” kata Slamet.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam, Boyun Hendoyo menambahkan, Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng 12 Tulang Bawang Barat merupakan salah satu Pondok Pesantren yang mendapat bantuan dari DJPB KKP untuk budidaya ikan lele dengan sistem bioflok.
Diharapkan dengan hadirnya ikan sistem bioflok, pihak pesantren dapat meningkatkan gizi santrinya dengan memperbanyak konsumsi ikan hasil budidaya sistem bioflok.
Selain itu, kegiatan bioflok ini juga bertujuan untuk menjadi inkubator budidaya ikan berkelanjutan di pesantren. Selain itu, kehadiran bioflok juga dapat dijadikan peluang regenerasi petani dengan membimbing mahasiswa untuk melakukan budidaya ikan lele secara langsung.
“Saya pribadi mengapresiasi Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng dengan bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan lele sistem bioflok pada tahun 2020. Dan kini bisa menghasilkan omzet sebesar Rp 28 juta dan jumlah tersebut digunakan untuk membeli bibit ikan. , induk lele Dan masih banyak lagi. hingga kolam penangkaran ikan lele, “kolam pemijahan dan pembibitan, sehingga usaha budidaya ikan lele sistem bioflok dapat berkelanjutan dan mandiri di masa depan,” kata Boyne.
“Selain itu, melihat antusiasme seluruh pihak mulai dari dinas, penyuluh dan beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, diharapkan juga kegiatan ini dapat menjadi model usaha peternakan terpadu dari hulu hingga hilir.
“Hal ini sudah terlihat dengan inisiasi penerima bantuan untuk membangun pembenihan ikan lele dan membuat kelompok pengolahan dan pemasaran ikan (poclasers),” tambah Boun.
Sementara itu, Wahyudin Thohir, pengelola Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng 12 Tulang Bawang Barat, mengatakan selain menjadi pusat pendidikan agama, Pondok Pesantren Darusolihin telah berkembang menjadi pesantren wirausaha yang memberikan lingkungan praktis. Mengembangkan jiwa kewirausahaan pada siswa.
“Pondok Pesantren Darusholihin yang terletak di atas lahan kurang lebih 20 hektar, mempunyai potensi lahan dan sumber daya manusia yang menunjang pelaksanaan perekonomian Pondok Pesantren di bidang perikanan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan peningkatan gizi santri. semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa.” Harapannya setelah lulus dari pesantren bisa diterapkan di daerah masing-masing,” pungkas Wahyuddin.
Tak lupa, Wahyuddin yang mewakili Pondok Pesantren Darusolihin Tebu Ireng 12 Tulang Bawang Barat mengucapkan terima kasih kepada KKP atas bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan lele sistem bioflok serta dukungan teknis BBPAT Sungai Gelam.
“Saya sangat optimis kedepannya, budidaya ikan lele Biofloc menjanjikan akan menguntungkan dan meningkatkan kesejahteraan para ponpes. Serta mampu menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan santri di ponpes tersebut,” kata Wahyuddin.
Namun dapat menjadi ajang pelatihan budidaya bioflok di Kabupaten Tulang Bawang Barat, sehingga dapat membangkitkan jiwa kewirausahaan baik pada kalangan pelajar maupun masyarakat umum. “Pondok kami terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar.
Vahyudin menambahkan, hasil panen budidaya lele sistem bioflok di Pondok Pasantren Darusholihin Tebu Ireng 12, selain dijual ke pengepul ikan, juga dipesan oleh UMK Perikanan “Noura Corner” oleh Pokalhasar. Ikan lele hasil panen bioflok di Pondok Pesantren Darusholihin dimanfaatkan sebagai bahan baku produksi olahan ikan lele oleh “Noura Corner”.
Diantaranya dagingnya untuk dibuat kerupuk lele dan kamplang, sedangkan kepala dan tulang beserta kulitnya diolah menjadi kerupuk tulang lele. Hal ini membuktikan ikan lele hasil budidaya bioflok sangat bersih dan alami rasanya lebih manis dan gurih. Bayat Al-Hikmah sebagai salah satu pondok pesantren terbaik di Jawa Timur memahami pentingnya menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada santrinya. Pondok pesantren ini berkomitmen untuk membekali para santri tidak hanya dengan ilmu agama yang kuat, namun juga keterampilan praktis yang akan membantu mereka menjadi wirausaha muda sukses.
Di Bayt Al-Hikmah, kewirausahaan bukan sekedar mata pelajaran tambahan, tetapi merupakan bagian integral dari kurikulum. Pondok pesantren ini menawarkan berbagai program kewirausahaan dan pelatihan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan bisnis dan kreativitas santri sejak dini. Melalui program ini, mahasiswa belajar bagaimana mengidentifikasi peluang bisnis, membuat rencana bisnis bahkan menjalankan usaha kecil-kecilan dengan bimbingan mentor yang berpengalaman.
Salah satu kelebihan program kewirausahaan di Bayt Al-Hikmah adalah pendekatan praktis yang digunakannya. Siswa diberi kesempatan untuk langsung mempraktekkan ilmu yang diajarkan dalam situasi nyata. Misalnya, pondok pesantren ini mendukung santrinya untuk mendirikan usaha kecil-kecilan seperti warung makan, kerajinan tangan atau jasa di lingkungan pondok pesantren. Dengan cara ini, mahasiswa dapat merasakan langsung dinamika bisnis dan belajar dari pengalaman nyata.
Bayat al-Hikmah juga menawarkan seminar dan lokakarya yang menghadirkan para pengusaha sukses sebagai pembicara. Mahasiswa dapat belajar langsung dari praktisi mengenai strategi bisnis, manajemen keuangan dan inovasi dalam dunia bisnis. Pembinaan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai dunia bisnis, namun juga memberikan inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan usaha sendiri di masa depan.
Pondok pesantren ini memahami pentingnya networking dan kolaborasi dalam dunia bisnis. Jadi, Bayt