
Pondok Pesantren Modern Di Sentul – Pesantren di Bogor: Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai agama serta disiplin ilmu agama.
Hal tersebut dijadikan sebagai landasan berpikir sebagai santri atau santri ilmu di lembaga pesantren dengan harapan agar mereka mempunyai bekal ilmu agama yang cukup ketika lulus dan terjun ke masyarakat.
Berbicara mengenai Pondok Pesantren, berikut daftar 13 Pondok Pesantren di Bogor yang berlokasi di Bogor dan bisa dijadikan alternatif bagi kita dan anak cucu untuk menimba ilmu:
Pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1992 ini mengacu pada sistem pendidikan tiga dalam satu yaitu Manhaj (kurikulum) Pondok Pesantren Modern, Nasional, dan Tradisional Gontor. Pondok pesantren ini mencakup 13 pesantren yang ada di Bogor
Pada tahun 1993, Pondok Pesantren Darussalam Bogor memulai kegiatan belajar mengajar sebagai pesantren yang berkaitan dengan Pondok Modern Gontor dan Kurikulum Pendidikan Nasional (Depag dan Diknas) dalam sistem dan kurikulumnya.
Sejak awal berdirinya, Pondok Pesantren Darussalam telah menghasilkan lulusan yang kini berkiprah di masyarakat dengan berbagai profesi dan aktivitas. Berbekal pendidikan agama dan pendidikan formal pada umumnya, anak-anak kemudian akan menjadi peserta didik yang seimbang dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
Dengan terjaminnya fasilitas dan pendidikan anak-anak Mama, pesantren ini berhasil menurunkan angka partisipasi bersih kurang lebih Rp 4 juta. Bagaimana kabarmu, tertarik?
Jika berminat, kunjungilah Pondok Pesantren Darussalam Bogor di Jl. Sawah Baru Utama, RT.01/RW.02, Padasuka, Ciomas, Bogor, Jawa Barat 16610 dengan nomor telepon (0251) 8631787.
Pondok Pesantren Modern Shahid merupakan salah satu dari 13 Pondok Pesantren yang ada di Bogor. Pondok Pesantren ini terletak di Jl. KH Abdul Hameed No.KM.6, Situ Udik, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat 16630, untuk menghasilkan santri/santri yang unggul, terpelajar dan Islami. Menyatukan ketiga pusat pembelajaran (keluarga, sekolah dan lingkungan) dengan sistem pendidikan yang terpadu.
Pondok Pesantren Modern Shaheed didirikan pada tanggal 27 Mei 2000 oleh seorang pejuang kemerdekaan yang kemudian menjadi pengusaha nasional sekaligus politikus dan praktisi pendidikan yaitu KPH.Prof. DR.H.SUKAMDANI SHAHID GITOSARDJONO DAN ISTRI K.R.Ay.Hj. . Julia Sukamdani.
Keduanya bercita-cita menjadikan Shaheed Modern Islamic Boarding School sebagai pusat pendidikan Islam berstandar internasional, mulai dari tingkat Roudhatul Athfal (TK Islam) hingga Perguruan Tinggi Islam (tingkat Sarjana, Magister, dan Doktor) untuk mencetak generasi yang lebih tinggi, terpelajar dan Islami hingga . untuk mewujudkan ajaran Islam Rahmatan Lila Alamin.
Pondok Pesantren Modern Sahid terletak di Kawasan Wisata Padepokan Sahid Gunung Menyan Pamijahan Bogor yang asri dan luas (60 hektar). Selain itu pesantren ini didukung dengan fasilitas yang lengkap, sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.
Pondok Pesantren Modern Sahid menerapkan sistem pendidikan terpadu yang mengintegrasikan tiga pusat pembelajaran (keluarga, sekolah dan lingkungan). Dengan cara ini, siswa menerima pendidikan 24 jam sehari dalam lingkungan Islami.
Pendidikan lingkungan hidup Islami diwujudkan melalui masjid sebagai pusat kegiatan agar seluruh kegiatan berpedoman pada azan dan dipengaruhi oleh shalat lima waktu.
Pondok Pesantren ini beralamat di Jalan Parung Aleng, RT.003/RW.003, Desa Cikeas, Cikeas, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat 16710. Pondok Modern Darussalam Gontor dengan metode pengajaran KMI (Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah). Kurikulum yang dibagi menjadi 2 kelas yaitu. kelas reguler dan kelas intensif.
Sejak tahun 1980-an, KH Asmuni bin H Rohili mendirikan Yayasan Ar-Ridho Palmerah di Jakarta Selatan untuk melanjutkan perjuangan dakwah Islam melalui pendidikan.
Pada tahap awal, Yayasan Ar-Ridho bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Islam Al-Azhar, sebuah lembaga pendidikan modern, membuka program sekolah dasar dan sekolah menengah (SMP).
Saat ini, Kiai Asmuni bertekad mengembangkan pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu pendidikan dan pendidikan agama dan umum secara seimbang.
Rapat tersebut setidaknya menyepakati dua hal: 1) didirikan pesantren pesantren di atas tanah yang baru dibebaskan di wilayah Bogor, tepatnya di Desa Parung Aleng, Desa Sikes, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor (dekatnya); 2) Pondok Pesantren yang akan didirikan harus dipusatkan di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo.
“Karena Pondok Modern Darussalam Gontor berhasil melahirkan pemimpin yang menguasai pendidikan agama dan umum secara seimbang,” kata Kiai Hudori mengenang hasil diskusi Yayasan Ar-Ridho dengan ayah Kiai Asmuni.
Setelah berkonsultasi dan mendapat perintah dari Kiai Asmuni, Kiai Hudori memberanikan diri menemui pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, (alm) Dr KH Abdullah Syukari Jarkasi pada tahun 2011.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Syukri berkenan meninjau lokasi Pondok Pesantren yang terletak 8,6 km sebelah barat kawasan.
Kiai Syukri berpesan kepada para pendiri Ar-Ridho untuk jujur dan siap berkorban, terutama dalam menyampaikan program perencanaan pembangunan yang diperlukan.
Putra pendiri Gontor, KH Imam Jarkasi, berpesan kepada para pendiri Ar-Ridho untuk membuat kerangka keluarga kos.
“Kalau hanya mau belajar agama di pesantren, jangan ke Gontor. Namun jika ingin belajar dan belajar tentang kepemimpinan dan agama, silakan ke Gontor, kata Kiai Hudori, senada dengan pesan Kiai Siukari kepada Kiai Asmuni.
Sistem pendidikan ini memungkinkan pesantren memberikan pendidikan 24 jam kepada santri di dalam dan di luar kelas.
Tidak berhenti sampai di situ, PPM Ar-Ridho juga mengaitkan sistem KMI dengan kurikulum Kemenag tingkat Wutha dan kurikulum Kemendikbud tingkat Ulya, meskipun dalam praktiknya sistem pendidikan KMI lebih mendominasi. .
Contoh : Bola Basket, Futsal, Senam, Bulutangkis dan Tenis Meja. Ada pula bintang geng, seni kreasi, musik, dan pelajar silat. Pun dengan kursus bahasa seperti Istirk dan LCD.
Kelas reguler diperuntukkan bagi calon siswa yang baru lulus SD atau sederajat. Kelas intensif diperuntukkan bagi siswa yang telah lulus SMA atau sederajat.
Pesantren ini dikenal dengan sebutan pesantren laki-laki, karena pada saat artikel ini ditulis, pesantren ini hanya dibuka untuk laki-laki.
Pesantren ini merupakan pilihan dari 13 pesantren yang ada di Bogor. Pondok Pesantren ini terletak di Jl. Raya Jakarta Bogor KM. 41, Jabon Pembuat, Parung, Pembuat Jabon, Parung, Bogor, Jawa Barat 16330.
Awalnya berafiliasi dengan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, kini semakin mandiri sejak lahirnya Yayasan Darul Muttakin pada 29 Januari 1992.
Pondok Pesantren Darul Muttakin terletak di kawasan Desa Jabon Maker, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara resmi didirikan sebagai lembaga sekolah asrama Islam pada tahun 1988 Masehi. tepatnya pada tanggal 18 Juli 1988.
Sejarah berdirinya Darul Muttakin oleh pemiliknya H. Mohammad Nahar (almarhum), mantan jurnalis senior Kantor Berita Antara tak lepas dari sumbangan tanah wakaf seluas 1,8 hektar kepada KH. Sholeh Iskandar (almarhum) Ketua BKSPPI (Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia) pada tahun 1987.
Dari semula luas wakaf 1,8 hektar, seiring berjalannya waktu luas wakaf Pondok Pesantren Darul Muttakin kini bertambah menjadi 107,7 hektar dan mereka berupaya menambahnya lagi menjadi 117 hektar.
Kawasan Pondok Pesantren Darul Muttakia tersebar di empat wilayah yakni Bogor, Sukabumi, Sikeusik dan Dumai. Darul Muttaqeen selalu berupaya memperluas wilayah wakaf untuk pendidikan Islam dan mengagungkan peradaban Islam di masa depan.
Sebagaimana disebutkan niat untuk memberikan tanah wakaf. H. Mohammad Nahar untuk mendirikan pondok pesantren yang berstandar (Islamic Boarding School) dalam hal pendidikan, pelayanan dan manajemen.
Niat tersebut muncul sebagai rasa keprihatinan dan panggilan untuk melihat kenyataan bahwa lulusan pesantren masih belum memiliki standar kualitas dan jauh dari apa yang diharapkan saat itu.
Banyak tokoh dan ulama yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung yang menjadi founding fathers lahirnya Darul Muttakin, di antaranya KH. Sholeh Iskandar (Ketua BKSPPI), K.H. Rosyad Nurdin (MUI Jawa Barat), KH. TBC. Hassan Basri (BKSPPI Bogor), K.H. Abdul Manaf Mukhiyar (Pondok Darunnajah, Jakarta), dan KH Mahrus Amin (Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta).
Sebab sejak tahun 1985 H. Mohammad Nahar melakukan berbagai konsultasi dengan tokoh-tokoh di atas yang akhirnya membuahkan hasil berdirinya Pondok Pesantren Darul Muttakia bersama KH. Mad Rodja Sukarta diperintahkan menjadi pemimpin.
Pondok Pesantren beralamat di Jl. Mayor Jenderal H.E. Sukma No.KM 22, Ciburujo, Cigombong, Bogor, Jawa Barat 16110, pendidikan dari anak usia dini (RA) sampai tingkat dasar dan menengah disebut TMI (Tarbiyatul Mu’allimin al-Islamiyah) yaitu SMP, MTs, MA, dan Tahfizh ke – Quran yang memasukkan kurikulum Kemendikbud, Kemenag, pesantren modern yang melestarikan tradisi suci Salaf.
Faydja ‘Ajjamta Fatawakkal ‘ala Allah. Kata-kata yang sering diucapkan oleh Dr. KH Ahmed Dimyati. Filosofi hidup, bagaimana seseorang bersikap dalam menghadapi kehidupan. KH Ahmad Dimyati lahir pada tanggal 12 Februari 1955 di desa Bauwan, Serang Banten.
Ia lahir dari pasangan Nurhaleem bin Ilyas dan Siti Mardiyah binti Nawiyah. Ia dilahirkan di keluarga miskin, ayahnya hanya bekerja sebagai pedagang daging sapi dan kerbau, sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.
Beliau merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara yaitu : (alm) Atiya, h. Damanhuri, A. Sanusi, (Alm) Halimah, H.J. Juwairiyah, Hj. Kibtiyah, (Alm) Dr. KH Ahmed Dimyati. Sejarah Pondok Pesantren Modern Darul Ulum Lido
Pada tahun 1966, ketika Rahmatullah masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar, ayahnya meninggal dunia. Ketika keluarganya berada dalam situasi sulit, ibunya kemudian mempercayakan perawatannya kepada kakak laki-lakinya, Hj. Juwairiyah.
Sejarah Pondok Pesantren Modern Darul Ulum Lido (Almarhum) Dr. KH Ahmed Dimyati (Pendiri dan Pelopor Pondok Pesantren Modern Darul Ulum Lido)
Beberapa lama ia tinggal bersama kakak laki-lakinya, akhirnya ia dipertemukan dengan Dr. KH Ahmad Rifai Arif di Pondok Pesantren Dar Al-Kolam. Di sana ia belajar mengaji pada Ustad Sukarta.
Di sebuah pesantren beliau (Dr. KH. Ahmad Dimyati) adalah salah satu santri yang paling cerdas. Dia adalah juara kelas dari kelas 1 hingga kelas 6.
Kompetensinya yang paling menonjol adalah di bidang Nahvu dan Arab. Maka tak salah jika ia menjadi murid kesayangan KH. Ahmad Rifai.
Selama mengabdi, ia melanjutkan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Serang bukan atas biaya sendiri, melainkan atas biaya pesantren. Pasalnya, kondisi keuangan yang buruk membuat biaya kuliah menjadi sulit.
Beliau lulus dari IAIN Serang pada tahun 1980