
Peran Pondok Pesantren Dalam Menjaga Nilai-nilai Islam – Di era kemajuan teknologi dan globalisasi saat ini, umat Islam menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Ini bukan hanya tentang kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi, tetapi juga tentang memegang nilai-nilai yang sebenarnya.
Sebagai bagian dari masyarakat Islam, santri memegang peranan yang sangat penting dalam menegakkan nilai-nilai Islam di segala usia. Tulisan ini akan mengkaji peran santri dalam menjaga dan memperkuat nilai-nilai Islam untuk menghadapi era modern.
Salah satu fungsi utama Santri adalah mempelajari dan memahami Al-Quran dan Hadits. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari untuk mempelajari teks-teks suci ini di bawah bimbingan para ulama berpengalaman.
Di antara informasi yang cepat dan banyaknya sumber informasi yang belum terverifikasi, pelajar berada di garda depan dalam memastikan pemahaman ajaran Islam yang benar dan menyeluruh. Mereka memahami konteks historis dan sosial dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, sehingga diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan sesuai konteks kekinian.
Santri juga berperan penting sebagai teladan bagi masyarakat dalam menerapkan praktik Islam. Mengikuti prinsip agama, santri menunjukkan kepada orang lain bagaimana hidup sesuai nilai-nilai Islam.
Mereka mengedepankan kehidupan bermoral, jujur, dan empati terhadap orang lain. Dengan melaksanakan ibadah keagamaan seperti shalat, puasa dan zakat, siswa menunjukkan pengabdian dan ketaatan yang besar terhadap agama.
Santri juga harus berperan sebagai guru dan pendidik yang mengajarkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Di pesantren mereka mendapat pendidikan formal dan nonformal yang mencakup berbagai disiplin ilmu, termasuk agama.
Dengan ilmu dan pemahaman yang mendalam, mereka berbagi pengalaman dan ilmu keislaman mereka kepada masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan melalui ceramah, konser, dan kegiatan sosial untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Santri dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Islam juga mencakup mengedepankan kerukunan antar umat beragama. Di era sekarang yang penuh dengan perbedaan dan konflik, santri menjadi jembatan yang menghubungkan umat Islam dengan umat beragama lainnya.
Idealnya, mereka harus berpartisipasi aktif dalam dialog antaragama dan meningkatkan saling pengertian dan menghormati serta bekerja sama untuk membangun kehidupan yang harmonis. Dengan toleransi dan menghargai keberagaman, santri menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah terhadap semua umat beragama.
Di era sekarang yang penuh dengan perubahan dan tantangan, peran santri sangat penting untuk melestarikan nilai-nilai Islam. Bukan sekedar kewajiban mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan Hadits dengan baik, namun harus menjadi teladan dalam menegakkan Islam, mengajarkan nilai-nilai agama kepada masyarakat dan memajukan kerukunan antar umat beragama.
Semua ini membantu memperkuat dan memelihara nilai-nilai Islam di masyarakat. Oleh karena itu, perlu terus ditingkatkan apresiasi terhadap peran dan sumbangsih santri demi menjaga keberlangsungan ajaran Islam di era modern ini.
Agenda artikel Berita Bakhtsul Masail Registrasi Ulang Khutbah Islam Rapat Nasional Madras Diniya Muharaman Opini Pondok Pesantren PSB Kutipan Pidato Ramadhan Kepada Santri Yayasan Sejarah Sastra Umum Syekh Ali As-Sya’di: Peran Pondok Pesantren Dalam Menjunjung Nilai-Nilai Islam SAJJAD Jumat 13 Januari 2023 06:37 WIB 828x tampil di galeri headline berita pesantren minggu ke-8
Pondok Pesantren Mambaul Ulum (Muba), Panana, Palengaan, Pamekasan kembali menggelar seminar Pekan 8 Al Quran kali ini dengan narasumber dari Yaman. Ia disambut antusias oleh para santri Muba Putri (23/11/1).
Syekh Ali As-Sya’di saat ini menjabat sebagai presiden komunitas Yaman di Indonesia. Putrinya “دور وتذاء العربية والمحاد في حفاظ على قياظ على ققي” berada di Pondok Pesantren Mambaul Ulum (Muba). خاد في حفاظ على قييم الإسلية المإسل مإسل مإسل مإسل ةال سال مسل إسل”.
“Setiap pesantren mempunyai sistem pengelolaan yang berbeda-beda. “Aturan, jenjang dan keterampilan yang akan ditanamkan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan yang diinginkan penciptanya,” ujar Syekh Ali As-Syadi saat menyerahkan materinya.
Dijelaskannya, nilai-nilai Islam mempunyai ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh nilai-nilai Islam. Ia mengutarakan enam poin tentang ciri-ciri nilai Islam.
Dengan kata lain, nilai-nilai Islam muncul dari Ahkam As syari’ah, terbentuk dari Ahkam As syari’ah, bersifat komprehensif, berlandaskan prinsip tauhid, dapat diterapkan di segala tempat dan waktu. , dan akhirnya mereka moderat.
Beliau antara lain mewajibkan para santrinya untuk berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta membekali para santri dengan pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksud dengan nilai-nilai Islam.
Tak hanya itu, pesantren tidak hanya memberikan dan menciptakan pemahaman yang benar bagi para santrinya, namun juga berupaya melindungi mereka dari serangan stigma negatif musuh-musuh Islam yang menuduh mereka terbelakang dalam nilai-nilai Islam.
“Tidak hanya di pesantren saja, tetapi juga ketika para santri sudah kembali ke rumah masing-masing agar dapat memahami dengan baik masyarakat disekitarnya,” jelasnya. (smh)
TOP anies Jumat, 9 Februari 2018 21:49 WIB Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Mambaul Ulum Pondok Pesantren Mambaul Ulum didirikan oleh RKH .Abd Majid yang tak lain adalah putra RKH. Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuyanyar 1943 M/1363 H. Pemerintahan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun dari tahun 1943 hingga 1957
JUDUL Admin Pesantren Senin 26 Agustus 2024 22:25 IWST Perpustakaan Al-Majidiyah Berikan Penghargaan – Perpustakaan Al-Majidiyah Pondok Pesantren Mambaul Ulum memberikan penghargaan kepada beberapa santri yang paling aktif di perpustakaan, pemenang lomba opini, penyampai buku terbaik dan daerah paling aktif memberikan penghargaan kepada delegasi warga untuk mengunjungi perpustakaan
NGAJI PEKAN 8 anies Rabu 18 Januari 2023 11:41 WIB Gus Rickfill: Cinta sejati bukan bilang aku cinta kamu, tapi bilang kamu bisa – KH. Rifqil Muslim Suyuthi memberikan pidato pada Seminar Pekan Quran ke-8 di Pondok Pesantren Mambaul Ulum (Muba) Putri, Paleng, Pamekasan pada Kamis (12/01/2023). Seminar Al Quran Pernikahan kali ini mengangkat tema “Membangun Rumah Tangga Bahagia Tanpa Pacaran”.
Berita Pesantren admin Pesantren Senin 26 Agustus 2024 22:25 WIB Perpustakaan Al-Majidiyah Beri Hadiah – Perpustakaan Al-Majidiyah Pondok Pesantren Mambaul Ulum mempersembahkan hadiah kepada berbagai santri yang lebih aktif berkunjung ke perpustakaan, pemenang lomba opini, buku terbaik atas kunjungan dosen aktif ke perpustakaan dan penghargaan dilimpahkan kepada warga kabupaten. Bagaimanapun, kita tidak boleh lupa berdoa kepada Allah agar kita selalu menjadi anak yang bertakwa, anak yang cerdas, dan semoga keturunan kita bahagia dan menjadi imam. bagi mereka yang bertakwa.
Jakarta, www. – Dan
“Tidaklah baik bagi semua orang beriman untuk pergi (ke medan perang). Mengapa tidak sebagian dari setiap kelompok pergi (bersama Rasulullah) untuk memperdalam ilmu agamanya dan memperingatkan kaumnya ketika mereka kembali, agar mereka dapat melindungi diri mereka sendiri?” (QS.at-Taubah : 122).
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai potensi untuk belajar dengan baik dan berkelanjutan. Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sempurna dengan berbagai potensi yang siap diaktualisasikan dalam kehidupan, seperti potensi perkembangan fisik, potensi perkembangan intelektual, potensi perkembangan sosial, dan potensi perkembangan moral-spiritual. pengembangan dll. Apa yang dibutuhkan untuk belajar dan mengembangkan kehidupan di dunia ini.
Contoh potensi manusia adalah potensi intelektual. Allah mengaruniai Nabi Adam yang merupakan manusia pertama yang menunjukkan kecerdasan luar biasa melebihi makhluk lainnya, setelah menerima ajaran Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Baqarah/2, ayat 31:
Dia mengajari Adam segala nama (benda), lalu menunjukkannya kepada para malaikat: “Katakan kepadaku nama-nama (benda) ini, jika kamu benar (QS. al-Baqrah/2:31).
Bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab semua orang. Mulai dari keluarga yang merupakan lembaga pendidikan dasar (al-madrasah al-ula), dari masyarakat, dari lembaga pendidikan hingga negara. Pendidikan berarti pembangunan karakter untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul lahir batin, berpengetahuan, terampil, dan berakhlak mulia. Merekrut sumber daya manusia bukanlah hal yang mudah, tentunya harus melalui pendidikan yang berkesinambungan (lifelong learning).
Pendidikan yang membimbing manusia sejak berinteraksi dengan lingkungannya hingga meninggal dunia. Islam sangat menekankan pada penanaman budi pekerti yang berujung pada kehidupan yang tenteram, sejahtera, bermartabat di dunia, yang bermanfaat bagi semua makhluk, termasuk kebahagiaan di dunia dan di sini.
Pondok pesantren berperan penting dalam mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan agama, lembaga pendidikan yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pondok pesantren muncul seiring dengan sejarah awal dakwah Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. Ketika para pendakwah Islam yang dikenal dengan nama Walisongo menyebarkan agama Islam di nusantara pada tahun Masehi. XV Pesantren ini didirikan pada tahun 1475 oleh Syekh as-Sayyid Abdul Kahfi al-Hasani dari Hadramaut di Yaman.
Didirikan sekitar 412 tahun yang lalu, Pondok Pesantren Luhur Dondong Semarang diyakini sebagai pondok pesantren tertua di Jawa Tengah. Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. yang didirikan pada tahun 1705. Didirikan oleh Syekh Hasanuddin bin Abdul Latif yang dikenal dengan sebutan Ki Jatira, dan masih banyak lagi pesantren lainnya yang berdiri jauh sebelum lahirnya Indonesia. Hingga saat ini alhamdulillah pesantren masih eksis dan mampu berkembang serta beradaptasi dengan tantangan zaman.
Berdasarkan informasi Kementerian Agama RI, terdapat kurang lebih 32.018 pesantren di Indonesia per Juli 2021. Kaidahnya “al-Muhafadzat ‘ala al-qadim as-shalih wa al-akhdzu bi aljadidi al-aslah”.
Artinya: “yaitu pelestarian nilai-nilai (ajaran) yang lama dan baik serta adopsi (penerimaan) nilai-nilai (metode) yang baru dan lebih baik.
Pada tahun 1996, Mukerna RMI (Rabithah al-Ma’ahid alIslamiah) V Probolinggo menyatakan bahwa pesantren mempunyai tiga peran dan fungsi tergantung pada sifat independen dari pendekatan emansipatorisnya. Pertama, sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan agama Islam. Artinya pesantren bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan umat dan menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berakal budi dan berilmu.
Pondok pesantren asrama pelajar islam, peran tumbuhan dalam menjaga keseimbangan alam, pondok pesantren modern islam assalaam kabupaten sukoharjo jawa tengah, pondok pesantren modern islam assalaam, pondok pesantren ta mirul islam, peran hukum internasional dalam menjaga perdamaian dunia, peran pondok pesantren, peran pesantren dalam pendidikan, kehidupan santri putri di dalam pondok pesantren, pondok pesantren al islam, pondok pesantren nurul islam, peran indonesia dalam menjaga perdamaian dunia