
Membangun Budaya Baca Di Pondok Pesantren – 20 Maret 2017 09:12 20 Maret 2017 09:12 Diperbarui: 20 Maret 2017 09:19 2534 3 0
Diluncurkan pada tahun 2015, sejalan dengan Program Pengembangan Karakter, telah dilaksanakan Kampanye Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksanakan di sekolah dasar, menengah, hingga menengah/vokasi. Ada sekolah yang menjadi sekolah teladan, namun masih banyak sekolah yang belum terpengaruh dan memahami tujuan GLS.
Faktanya, GLS tidak hanya monopoli sekolah saja, namun juga sudah diterapkan di madrasah atau pesantren. Tentu saja gerakan literasi lebih fokus pada ajaran agama. Meski tidak disebut gerakan literasi, namun gerakan ini merupakan salah satu gerakan literasi
Dengan membaca ustdz dan menghafal Al Quran, membaca kitab kuning. Setelah selesai mengaji, dengan bimbingan guru, para siswa dapat kembali ke gubuknya masing-masing.
Tujuannya adalah untuk menciptakan budaya berdiskusi di kalangan mahasiswa, bukan sekedar mencari kebenaran dan perdebatan yang sia-sia.
Pada hari-hari tertentu, siswa juga mendapat kesempatan untuk belajar berpidato sebagai persiapan dakwah. Mereka dapat berdialog atau mendiskusikan masalah dan didengarkan oleh siswa lainnya. Latihan ini tidak hanya akan meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri Anda karena berbicara di depan umum bukanlah tugas yang mudah.
Selain menguasai permasalahan yang disampaikannya, seorang khatib juga harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, menguasai psikologi massa, persuasif, mampu mempengaruhi, santun dan santun. Terkadang humor dibutuhkan untuk menghilangkan kebosanan atau untuk menarik perhatian jamaah.
Seorang khatib harus mempunyai ilmu yang mendalam. Oleh karena itu, hendaknya ia terus belajar dan memperdalam ilmunya. Terkadang siswa tidak sendirian
Hingga setahun di pesantren. Kemudian belajar di pesantren lain. Di pesantren santri mempelajari berbagai ilmu agama, mulai dari ilmu Al-Qur’an, kajian hadis, kajian tauhid, fiqh, linguistik, dan sastra.
Tidak ada aturan berapa lama seorang santri harus belajar di pesantren, namun setelah ia siap dan memiliki keterampilan yang sesuai, ia diminta untuk mengabdi kepada masyarakat. Ada pula pesantren yang menghimbau santrinya untuk berdakwah di daerah terpencil.
Selain ilmu yang mendalam, siswa biasanya hafal Al-Quran dan Hadits dengan baik. Fokus pada hafalan di pesantren
Al-Qur’an, porsi jam yang dikhususkan untuk belajar hafalan Al-Qur’an biasanya banyak. Tujuan siswa adalah menghafal angka tertentu terlebih dahulu.
Atau menghafalkan beberapa ayat atau hadits dan sebaiknya diberikan kepada ustadz dalam waktu tertentu. Ustadz mendengarkan tilawah santri dan mengoreksi bila ada bacaan yang salah.
Di pesantren modern, selain mempelajari bahasa Arab, mereka juga mempelajari bahasa Inggris, teknologi informasi dan komunikasi, pertanian, kewirausahaan, dll, sehingga para santri tidak hanya dapat menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia sebagai bekal bakti sosial, karena a guru agama dipekerjakan oleh pemerintah atau masyarakat. Tidak dibayar, tetapi harus hidup mandiri.
Di balik nilai-nilai baik yang dapat dipetik dari budaya literasi di pesantren, terdapat gambaran yang meresahkan, yaitu minimnya perpustakaan di pesantren. Apakah setiap pesantren mempunyai kumpulan kitab-kitab karya ulama terdahulu? Atau mungkin buku tentang babon sebagai bahan atau sumber informasi utama bagi siswa? Dalam konteks pesantren yang berstatus modern, perpustakaan telah menjadi sarana pembelajaran bagi santri. Bagaimana dengan pesantren di pedesaan? Lagipula, perpustakaan, ruang belajar terkadang masih banyak batasannya, dan kondisi di dalam cottage kurang terjaga kebersihannya.
Mengingat betapa strategisnya peran pesantren dalam pengembangan budaya literasi, maka berbagai pihak perlu memberikan perhatian terhadap penyediaan perpustakaan di pesantren. Pesantren tidak boleh dibiarkan begitu saja dalam menghadapi sanksi. Anak-anak Kampung Betting merayakan HUT Kota Pontianak dengan penuh semangat dalam kegiatan literasi di Ruang Baca Nur Betting Hikmah. Mengapa Literasi Penting: Peran Rumah Baca dalam Membangun Masyarakat Cerdas
Mantan Bupati Pontianak M. Akif bersama presiden dan pejabat tinggi memotong pita Rumah Baca Hikmah Nur Beting.
– Pontianak | Dibuka ruang pengajian Hikmah Noor Betting di kediaman Ummi yang juga Ketua Majelis Taklim Hikmah Noor Betting. Tema peluncuran kali ini adalah “Masyarakat Literasi Cerdas dan Percaya Diri”, sebuah langkah bersama untuk memperkuat semangat literasi di masyarakat. (07/09).
Acara peresmian ini dihadiri oleh banyak pihak yang berperan mulai dari pendirian gedung resital ini hingga peresmiannya. Sivitas akademika IAIN Pontianak berperan penting dalam proses pembangunan ruang baca ini dengan dukungan penuh dari masyarakat sekitar.
Juniwati, peneliti IAIN Pontianak, mengatakan tujuan Ruang Baca Hikma Noor Beiting adalah membantu anak-anak yang sehari-hari datang ke Ummi Niwas untuk mendapatkan buku-buku yang tidak tersedia di sana. Karena itu, Juniyavati dan keluarga Ummi sepakat menjadikan rumah Ummi sebagai tempat membaca dan literasi.
Juniawati menambahkan: “Bersama dosen IAIN Pontianak, donatur, pekerja ruang baca dan taman baca masyarakat sekitar kota Pontianak, kami berupaya mewujudkan impian masyarakat Kampung Betting untuk memiliki akses informasi dan membaca melalui rumah baca. Hari ini kami bersyukur bisa meresmikannya dan berharap bisa terus eksis.”
“Kami terinspirasi dari kondisi kehidupan anak-anak dan orang tua di Kampung Beiting. Kami ingin memberi mereka tempat berkumpul. “Bu Ummi telah memberikan kemudahan bagi anak-anak dalam membaca Al-Quran dan kami melihat ini sebagai peluang dalam dunia literasi,” tambah Juniyawati.
“Kami merasa terpanggil oleh Tuhan untuk menghubungkan anak-anak dengan hobi membaca. Anak-anak dibawa ke sini untuk belajar. Di Rumah Baka kami mempunyai kepengurusan sehari-hari, dengan bagian anak dikoordinir oleh Ibu Santi dan bagian parenting dipimpin oleh Azizah sebagai pelatih Ustadzah. “Kami doakan semoga apa yang telah kami inisiasi ini dapat berjalan lancar dan berkesinambungan serta membawa manfaat yang besar bagi warga,” kata Juniawati.
Maya Devi yang akrab disapa Dede, Ketua Ruang Baca Nur Betting mengatakan, tujuan dibuatnya ruang baca adalah untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak-anak dan ibu-ibu untuk membaca dan berdiskusi tentang hal-hal yang bermanfaat. Rumah Baka hadir untuk mendukung budaya literasi karena melalui membaca masyarakat dapat mengakses berbagai informasi.
“Saya berharap ruang baca ini menjadi tempat berbagi informasi, berdiskusi dan meningkatkan kualitas hidup. Kami berharap semakin banyak dukungan untuk pengembangan Ruang Baca Nur Betting kedepannya. “Saya berharap masyarakat dapat memanfaatkan ruang baca secara maksimal,” tegas Dede.
Puncak peresmian adalah Akif dari Swiss yang juga menjabat sebagai Bupati Pontianak Timur dan meresmikan ruang baca yang diberi nama Ruang Baca Nur Beiting.
Akif, SH merasa sangat terinspirasi dengan antusiasme yang ditunjukkan saat peresmian Ruang Baca. Dalam Al-Qur’an, ayat wahyu pertama adalah perintah membaca.
. Saya mendapat pengalaman luar biasa mendirikan taman baca, ada anak-anak dan ibu-ibu. Saat anak-anak sedang berlibur, mereka sering bermain layang-layang dan telepon genggam. Bagus
Bupati Pontianak Timur M. Akif juga mendukung peluncuran ruang baca Hikmah Nur Beting dengan menuliskan kata-kata motivasi.
Akif, SH juga berbagi pengalamannya dengan Parit Mayer, dimana keberadaan ruang baca menambah pengetahuan masyarakat dan berdampak positif terhadap perekonomiannya. Membaca merupakan salah satu penerapan ilmu sosial, dan taman baca serta perpustakaan menawarkan banyak manfaat.
Posandu pergi ke tempat pembukuan. Semua masjid dan surau PAUD mempunyai buku. Setiap RW mempunyai kursi untuk duduk dan rak buku. Alhamdulillah saya ikut kompetisi nasional di Jakarta. Anda harus banyak membaca. kata Akif, SH.
Terima kasih banyak dan semoga Rumah Baka dapat terus berkembang sebagai perpustakaan umum kedepannya.” yang dilakukan akan menjadi kenyataan yang lebih baik,” pungkas Akif, SH.
RB-HNB 8 September 2024 – 21:15 Ucapan selamat dari Hesta Nurahmi selaku Pembina IWST di hari ulang tahun pertama Ruang Baca Hikmah Nur Beting
Ucapan HUT Pertama Ruang Baca Hikmah Nur Beting – Syarifah Fatimah, Pembina RB-HNB 8 September 2024 – 17:29 WIB
Ucapan selamat ulang tahun pertama Ruang Baca Hikmah Nur Beting – Fitri Sukmawati, Pembina RB-HNB 8 September 2024 – 17:25 WIB
Ruang Baca Hikmah Nur Beting Tingkat Nasional Juknis TIK Strategi Pengembangan Perpustakaan 14 Juli 2024 – 18.15. berikut.
Ruang Baca Hikmah Nur Beting menerima donasi 3 paket buku baru dari donatur 28 Jun 2024 – 16:32 WIB Kendal – Untuk memantapkan budaya literasi, santri Pondok Pesantren Darul Amanah antusias membaca majalah dinding (yang dipasang di lokasi pesantren Media yang memuat berbagai informasi, artikel, puisi dan karya tulis santri tentang pesantren ini merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan minat santri dalam keterampilan membaca dan menulis.
Setiap minggunya majalah ini selalu update dengan konten-konten baru yang dibuat oleh para santri sendiri, mulai dari berita terkini komunitas pesantren hingga artikel dan cerita inspiratif. Salah satu siswa Labaik Arazak mengatakan, belajar tidak hanya menyenangkan tetapi juga menambah ilmu.
“Kami selalu menantikan koran baru setiap minggunya. Banyak informasi dan ilmu bermanfaat yang bisa kita peroleh dari berita atau informasi tentang pesantren,” kata Labaiq.
Kepala Pondok Pesantren Darul Amanah K.H. Masood Abdul Qadir mengatakan, program kreatif ini merupakan bagian dari gerakan literasi di pesantren yang bertujuan untuk mengembangkan kebiasaan membaca dan menulis di kalangan santri. Menurutnya, literasi penting untuk menciptakan generasi cerdas dan kompetitif.
“Kami berharap santri tidak hanya menjadi pembaca yang baik, tetapi juga penulis yang kritis dan kreatif. Meding adalah cara yang sederhana namun efektif untuk mencapai hal tersebut,” jelas pimpinan pesantren tersebut.
Kami berharap melalui kegiatan ini para santri Pondok Pesantren Darul Amanah menjadi terbiasa berinteraksi dengan dunia literasi sehingga berdampak positif bagi pendidikan mereka secara keseluruhan.
Indikator