Keterampilan Hidup Yang Dipelajari Di Pondok Pesantren – Badang, ,- Pondok pesantren dalam perspektif pendidikan Islam sebenarnya tidak hanya memperkaya pikiran santri dengan penjelasan ilmiah tentang agama, namun juga menjadi agen perubahan dalam pembentukan dan peningkatan akhlak, meningkatkan persiapan ruhani, dan menjunjung tinggi ruh. Pendidikan kecakapan hidup yang diperoleh memupuk nilai-nilai kemanusiaan, sikap mengajar, perilaku jujur dan bermoral, bahkan kemampuan menghadapi kehidupan di masa depan.
Syukur Usman dan Ustad Sobri mendirikan pesantren berbasis kecakapan hidup untuk menunjang pengembangan potensi individu agar mampu memecahkan permasalahan hidup secara konstruktif, inovatif dan kreatif, sehingga mampu menghadapi realitas kehidupan bermasyarakat.
“Fungsi utama pendidikan pesantren adalah untuk memperdalam ilmu agama atau tafaqquh fiddin. Namun santri juga harus memantapkan kemampuan dan ketrampilannya dalam menjadikan produk seperti sabun cuci piring, sabun cuci, dan lain-lain sebagai kebutuhan hidup bermasyarakat,” Ustad Soubry menjelaskan.
Ustaz Sobry juga menyampaikan bahwa pendidikan kecakapan hidup Pondok Pesantren Harakatul Qur’an yang mengedepankan kemandirian karir di kalangan santri patut ditiru karena mampu mengembangkan santri yang cakap dan mempunyai ketrampilan khusus dalam berbagai bentuk ilmu sehingga mampu memanfaatkannya. Sebagai persiapan menghadapi masa depan, juga merupakan kompetisi era saat ini.
(Life Skills) sebenarnya bukan hal baru bagi pesantren, karena pendidikan seperti ini sudah menjadi andalan pesantren sejak lama. Pendidikan pesantren secara tradisional diselenggarakan di lingkungan pesantren yang harus diberikan pemaparan teori dan teknis agar lulusan dari lembaga pendidikan lain semakin bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.
“Di sini kami mendidik santri untuk mandiri, seperti yang kami lakukan pada pembelajaran sabun hari ini. Selain untuk digunakan sendiri, kami juga berencana menjual sabun hasil santri tersebut ke pesantren yang ada di Sumbar,” kata Ustadz Syukur.
Ustadz Syukur juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitri Pondok Pesantren Daarul Huda Payakumbuh atas kesediaannya menularkan ilmunya kepada santri Pondok Pesantren Harakatul Qur’an.
Saat ini Pondok Pesantren Harakatul Qur’an mempunyai 76 santri yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. “Madrasah Harakatul Quran berdiri sejak tahun 2017 dan berafiliasi dengan kawasan Timur Tengah,” tuturnya.
Ustad Syukur mengatakan, sejauh ini telah lahir 4 Hafis dari 30 kitab Al-Qur’an. “Ada juga santri yang hafal lima, 10, dan 15 jus,” kata Ustad Syukur.
Selain itu, Pondok Pesantren Harakatul Quran juga tergabung dalam Hebitren, Himpunan Usaha Ekonomi Pesantren yang berada di bawah binaan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat.
Pondok Pesantren Harakatul Quran memiliki luas sekitar 4.600 meter, enam santri telah berhasil lulus dan melanjutkan studi di Universitas Muhammadiyah Saladiga, dan sebagian santri bekerja di Pondok Pesantren tersebut.
“Dengan adanya Program Pemberdayaan Pendidikan Kecakapan Hidup di Pondok Pesantren menunjukkan bahwa Pondok Pesantren memiliki keunggulan dalam mencetak generasi handal yang mampu membuahkan hasil dan fungsi yang bermanfaat di masyarakat,” tutupnya. Ustaz Sukkur.
Artikel sebelumnya Sungai di Ngarai Sianok akan kembali normal, kata Gubernur Mahyeldi saat menganalisis dampak banjir dan menyalurkan bantuan kepada warga. Desa yang terletak di Kecamatan Sipali, Kecamatan Cilaza, merupakan salah satu desa yang menghadapi permasalahan tersebut. kemiskinan. Sebagian besar penduduk di desa tersebut memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan tidak mempunyai kesempatan kerja yang baik. Namun melalui pendidikan formal dan pendidikan pesantren, desa memiliki potensi besar untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup warganya.
Pendidikan formal berperan penting dalam memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi di daerah pedesaan seperti pedesaan. Dengan menerima pendidikan formal yang baik, penduduk desa dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan prospek karir mereka dan memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang dunia.
Pondok pesantren berperan penting dalam mengembangkan karakter dan nilai-nilai keagamaan yang kuat di kalangan warga pedesaan seperti Desa. Melalui pendidikan di pesantren, warga desa dapat menumbuhkan keimanan, mempelajari akhlak yang baik, dan mengembangkan kepribadian yang positif. Selain itu, pendidikan di pesantren juga memberikan pelatihan keterampilan dan keahlian yang dapat membantu mereka mencapai kehidupan yang lebih baik.
Kurangnya kesadaran pendidikan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap siklus kemiskinan pedesaan. Melalui pendidikan formal dan pesantren, masyarakat desa dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan menghentikan siklus kemiskinan yang terus berlanjut.
Salah satu tantangan utama dalam meningkatkan pendidikan di daerah pedesaan adalah infrastruktur pendidikan yang tidak memadai. Melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat dan lembaga pendidikan, kami akan meningkatkan infrastruktur pendidikan di pedesaan dan memberikan akses yang lebih baik kepada penduduk desa terhadap sekolah dan pendidikan berkualitas tinggi.
Pendidikan formal dan pendidikan pesantren berperan penting dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai kehidupan yang baik masyarakat desa. Melalui pendidikan ini, warga desa mempelajari nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, disiplin dan tanggung jawab, yang akan membantu mereka menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan formal dan pendidikan pesantren dapat memberikan kesempatan pendidikan yang setara kepada seluruh warga desa tanpa memandang latar belakang ekonomi atau sosialnya. Kesempatan pendidikan yang setara akan memberikan kesempatan yang adil bagi penduduk desa untuk menyadari potensi mereka dan mencapai kemajuan sosial-ekonomi.
Pendidikan formal dan pendidikan pesantren mempunyai manfaat yang besar dalam mengentaskan kemiskinan di pedesaan seperti pedesaan. Melalui pendidikan seperti ini, warga desa mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup, memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi, mengubah pola pikir, dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Dengan dukungan dan kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, kemiskinan di pedesaan dapat ditanggulangi dan kehidupan masyarakat desa dapat menjadi lebih sejahtera dan berkelanjutan. Anda disini: Beranda – Berita – Praktek Pengabdian Kepada Masyarakat Santri (PPM) TMI;
“PPM (Pengabdian Masyarakat Praktis) memberi saya kecakapan hidup dan pengalaman yang sangat berharga. Setelah kegiatan ini saya sadar bahwa saya perlu terus belajar banyak ilmu dan kecakapan hidup
Mengintegrasikan mahasiswa ke dalam masyarakat untuk mendapatkan pengalaman dan kecakapan hidup melalui partisipasi dalam aktivitas sehari-hari sangat penting bagi mahasiswa akhir di TMI.
“PPM bukanlah kegiatan ‘mengajar’ kepada masyarakat, namun merupakan kegiatan pokok yang wajib dilakukan oleh para santri untuk bergabung dengan masyarakat. Sekalipun sempat mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak di TPA, Diniyah, Majlis Ta’lim atau keterampilan lainnya. kegiatannya hanya dapat memberikan pengalaman kepada siswa,” kata KH. Dr Mad Rodja Sukarta melepas peserta PPM.
Praktikum Pengabdian kepada Masyarakat (CPP) merupakan kegiatan besar yang harus diselesaikan dengan baik oleh seluruh siswa kelas VI TMI. Momen ini diadakan dalam acara 11 hari untuk pelajar putri pada tanggal 4 hingga 14 Desember 2019, di Desa Hambalo, Kecamatan Nangung, Bogor. Sedangkan siswa putra akan memulai perkuliahan di Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Bogor pada tanggal 5 hingga 15 Desember 2019.
Padatnya jadwal yang disiapkan panitia penyelenggara membuat para mahasiswa akhir merasa waktu berlalu sangat cepat. Kegiatan pengajaran di TPA, Diniyah, Majlis Taklim dan SD juga melatih kegiatan keagamaan seperti salat, azan, wudhu, salat sehari-hari, tayamum. Latihan keterampilan seperti latihan Pramuka, latihan bahasa Arab dan Inggris, latihan pidato, latihan kepeloporan dan latihan Pensi (seni pertunjukan).
Acara PPM ini berjalan dengan baik dan terarah karena sebelum pemberangkatan mahasiswa akhir dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan seperti peningkatan metode pengajaran Al-Quran, bahan ajar, pemahaman sosial budaya (aspek sosiologis) dan keterampilan dalam menyusun laporan kegiatan. Sosialisasi tersebut berlangsung selama tiga hari, mulai Minggu (1/12) hingga Selasa (3/12).
Oleh: Darul Muttaqien Darul Muttaqien Juara Umum Ajang POSMAD (Pekan Olahraga dan Seni Sekolah Islam) Observasi Parung
Pondok Pesantren Darul Muttaqien terletak di kawasan Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara resmi didirikan pada tanggal 18 Juli 1988. Dalam buku Mengembangkan Pendidikan Berkeadilan di Pesantren dijelaskan beberapa keterampilan penting yang harus dimiliki santri pondok pesantren, antara lain:
Keterampilan merupakan hasil yang tidak dapat dihindari dari siswa yang karena satu dan lain hal tidak dapat mengakses pendidikan formal. Pendidikan Kesetaraan menyediakan konten praktis yang relevan dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu, pendidikan yang setara lebih menitikberatkan pada aspek vokasi (keterampilan) tanpa mengabaikan aspek intelektual, emosional, dan spiritual. Karena proses pembelajaran pendidikan kesetaraan di pesantren lebih fokus pada mengasah keterampilan melalui pemahaman permasalahan lingkungan hidup dan cara berpikir kreatif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui pendekatan interdisipliner, maka ilmu umum dan ilmu keislaman disarikan dari kajian Kitab Kuning Islam. )
Lulusan pesantren lebih dipandang sebagai pemimpin informal yang berpartisipasi dalam masyarakat dengan leluasa dan anggun. Pemimpin informal adalah pemimpin yang mendedikasikan keterampilan dan kemampuannya kepada pihak-pihak di luar pemerintahan atau jalur birokrasi. Seperti ulama, jiai, cendekiawan, tokoh masyarakat, dan tokoh adat. Menjadi pemimpin informal merupakan pilihan ideal bagi lulusan pesantren karena kepemimpinan informal di masyarakat lebih pada pengabdian dan pengabdian, serta pengabdian yang didasari oleh tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan mendapat pahala dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan ciri pendidikan pesantren yang mengedepankan keikhlasan, ketekunan, kesabaran, kerja keras, kerja cerdas, mudah menyerah, ketaatan dan keinginan untuk menjadi yang terbaik di hadapan Allah SWT dan masyarakat 21)
Pendidikan residensial Islam membekali lulusannya dengan keterampilan (vokasi) dan kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan media dan pengetahuan yang dimilikinya. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan (pengetahuan profesional) lulusan karena lulusan pesantren perlu menguasai profesi tertentu berdasarkan kepribadian, bakat, potensi, dan keterampilannya. Jika siswa lebih berbakat dalam bidang eksakta, maka kita dorong mereka untuk menguasai matematika, fisika, dan biologi. Sehingga kedepannya mereka mempunyai pengalaman di bidang tersebut dan dibekali ilmu keislaman yang memadai. Sebaliknya peserta didik yang lebih tertarik pada ilmu keislaman dapat dirancang menjadi ulama yang menjadi ahli namun mengetahui dan memahami ilmu lain.
Ilmu yang diperoleh melalui pendidikan residensial Islam bukan sekedar hasil proses pembelajaran.