Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati – Santri dan pesantren merupakan dua entitas yang mungkin berperan tergantung pada konteks zeitgeist. Dahulu KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa resolusi Jihad, karena saat itu kita sedang dalam masa membela NKRI seumur hidup. Mau tidak mau para santri, kiai, dan masyarakat saat itu bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan. Jauh sebelum itu, yakni pada masa revolusi, Santri dan Kiai merupakan garda terdepan dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.

Di milenium sekarang ini, siswa harus memainkan peran tersebut berulang kali dalam konteks zamannya. Oleh karena itu, sebenarnya resolusi Jihad harus diperbarui dalam konteks lain. Misalnya bagaimana santri masa kini harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak hanya mumpuni di bidang ilmu agama saja.

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

Selain itu, misalnya, Kementerian Agama mempunyai program prioritas bernama “Pondok Pesantren Mandiri”. Pemutakhiran resolusi Jihad juga dapat digalakkan melalui semangat santri dan kiai untuk mewujudkan kemandirian pesantren.

Mts Serba Bakti Peringati Hari Santri Nasional Tahun 2022

Resolusi Jihad ini merupakan contoh kontekstualisasi semangat zaman. Singkat kata, Santri tidak akan pernah lepas dari perjuangan dan semangat zaman, yang hendaknya diwujudkan demi kebaikan dan kemaslahatan umat manusia.

Waktu telah berubah. Oleh karena itu, pesantren juga harus berubah. Yang tidak berubah adalah bagaimana para Santri dan Kiai tetap berpegang teguh pada ajaran Al-Quran dan Hadits. Saat ini pesantren mengalami perubahan secara bertahap dan tidak revolusioner. Maka tidak heran jika saat ini kita mengenal berbagai jenis pesantren.

Misalnya, ada pesantren yang perilakunya mencerminkan pesantren tradisional (Salafiyah), namun ada juga pesantren yang menunjukkan karakter modern. Namun prinsip dan semangatnya tetap sama, yaitu bagaimana pesantren mewujudkan kemandirian dengan kontribusi yang lebih positif.

, peserta didik harus dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, seiring perkembangan zaman yang berbeda dan terus berubah. Oleh karena itu, selain ilmu agama yang menjadi ‘jangkar’ pesantren, mereka juga harus mempelajari dan menguasai ilmu-ilmu umum secara mendalam.

Prosedur Penerimaan Dan Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata Tahun Pelajaran 1439-1440 H

, siswa harus inklusif. Dengan kata lain, mahasiswa harus mewaspadai isu-isu terkini, khususnya isu-isu sosial dan politik. Dengan pikiran yang terbuka, siswa dapat mengambil pelajaran (‘ibrah) agar paham dimana mereka bermain ketika harus memasuki dunia nyata.

Jadi, suka atau tidak suka, siswa harus bersemangat sekali untuk menguasai ilmu pengetahuan sekaligus peduli dengan keadaan orang-orang disekitarnya. Jangan biarkan siswa sibuk dengan dunianya sendiri.

, menjadi pemimpin bangsa memang tidak mudah, namun banyak teori yang menyatakan bahwa pemimpin bisa menjadi kader/diciptakan atau anugerah/pemberian dari Tuhan, sehingga tidak perlu bertentangan dengan kedua teori tersebut, sehingga semangat mahasiswa harus selalu berusaha untuk menjadi pemimpin. pemimpin. menjadi

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

Namun yang jelas jiwa santri adalah khairunnas anfa’uhum linnas, yaitu menjadi orang yang berguna bagi orang-orang disekitarnya. Diangkat menjadi pemimpin atau tidak, itu bukan menjadi tujuan, karena masyarakat pasti akan memujinya setelah melihat kiprah dan peran para santri.

Kegiatan Di Hari Pertama Santri Baru

Misalnya, seorang Kiai tidak pernah meminta masyarakat untuk memanggilnya Kiai, namun karena perannya di tengah masyarakat, lambat laun masyarakat akan memanggilnya Kiai. Contoh seperti ini juga berlaku dalam kepemimpinan.

Pesantren merupakan organisasi yang mandiri, mandiri dan unik. Dalam situasi ini, Kemenag juga memahami bahwa pemerintah sesuai undang-undang pesantren tidak melakukan intervensi terhadap pesantren. Oleh karena itu, dalam hal ini Kementerian Agama memberikan keringanan melalui berbagai program untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mempersiapkan lulusan pesantren sebagai pemimpin bangsa di masa depan.

Artikel ini merupakan inti wawancara dalam acara “Pesantren um Radio” dengan Prof. dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag (Staf Ahli Kementerian Agama RI Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia/Plt Kepala Badan Litbang dan Diklat RI) yang disiarkan langsung melalui radio Elshinta pada Minggu. , 1 .Mei 2022 M. / 29 Ramadhan 1443 H. 16.00 – 16.30 WIB Hari ini, Jumat, 10 Maret 2023, para santri Pondok Pesantren Al-Islam yang tergabung dalam Komunitas Ilmiah Santri (KIS). Rapat kerja Seperti halnya Organisasi Santri Al-Islam (ASLAM), KIS mengawali program kerjanya dengan musyawarah kerja. Meski hari ini merupakan hari libur, namun mereka tetap bersemangat dan datang ke pesantren untuk memantau pengaturannya.

Inilah yang luar biasa dari Pondok Pesantren Al-Islam, dimana anak-anak diajak bersekolah sejak dini. Mereka dilatih untuk membuat dan melaksanakan program kerja. Tidak hanya itu, jika mahasiswa membutuhkan dana untuk program kerja maka harus membuat proposal resmi untuk meminta dana.

Latihan Dasar Kepemimpinan Santri

Hal ini menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Al-Islam sangat serius dalam membentuk karakter santrinya. Selain mendidik santri dalam bidang agama, menjadikan santri menjadi manusia yang berkualitas dalam pengelolaan organisasi. Siswa-siswa ini dilatih dalam pelatihan kepemimpinan, pengambilan keputusan, kerja tim dan tanggung jawab.

Pada rapat kerja KIS, para mahasiswa ini berkumpul untuk membicarakan program kerja yang sedang dilakukan organisasinya. Mereka mengumpulkan ide-ide, mengevaluasi program kerja yang sudah ada, dan juga rencana kerja ke depan. Segala keputusan diambil melalui musyawarah dan seluruh anggota KIS sepakat bersama.

Kegiatan seperti ini sangat penting bagi santri Pondok Pesantren Al-Islam. Mereka belajar berpikir kritis, bekerja sama sebagai tim dan membangun hubungan sosial yang baik. Semua itu akan menjadi sumber daya yang sangat berharga bagi mereka ketika memasuki dunia kerja atau mengelola organisasi di masa depan.

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

Kegiatan kerja reflektif ini juga menunjukkan bahwa organisasi santri tidak hanya beranggotakan santri-santri yang hanya mempelajari agama saja. Mereka juga memiliki keterampilan dan pengalaman di bidang lain, seperti manajemen organisasi, penulisan proposal, dan manajemen keuangan.

Kepemimpinan Dalam Organisasi Santri: (melatih Kepemimpinan Dalam Pendidikan Berorganisasi Di Pondok Pesantren)

Dengan semangat yang besar dan ketrampilan yang terus berkembang, para santri Pondok Pesantren Al-Islam yang tergabung dalam Komunitas Ilmiah Santri (KIS) akan terus memberikan inspirasi kepada sesamanya agar lebih aktif berorganisasi dan membangun karakter yang baik demi masa depan yang lebih baik.

Momen seperti KIS terjadi di seluruh jajaran organisasi santri Al-Islam, termasuk ASLAM dan organisasi di bawahnya. Foto semangat santri Pondok Pesantren Al-Islam. Gambarkan bagaimana mereka berproses dari hati ke hati untuk menjadi lebih baik dan maju. Hal ini sejalan dengan banyaknya mantan santri pesantren yang merasa sangat didukung dengan proses pendidikan kepemimpinan seperti ini.

Melalui lembaga santri, para santri eks pesantren dilatih untuk memimpin, mengambil keputusan, bekerja sama dan bertanggung jawab. Keterampilan tersebut sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, di masyarakat maupun dalam dunia kerja.

Tak hanya itu, alumni pesantren banyak yang terlibat dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Mereka menjadi sosok yang disegani dan dipercaya masyarakat karena ketrampilan dan keahliannya. Hal ini menunjukkan bahwa proses pelatihan kepemimpinan melalui organisasi kemahasiswaan tidak hanya baik bagi mereka, namun juga bagi masyarakat luas.

Ponpes Al-ittihad Cianjur

Hal di atas menunjukkan bahwa pelatihan kepemimpinan terbukti bermanfaat. Pengalaman belajar berorganisasi telah banyak membantu alumni Pondok Pesantren mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan berperan dalam masyarakat. , Banten, Minggu (16/10/2022). ANTARA/HO Dok. pribadi

Jakarta (ANTARA) – Ketua DPP Partai Pencerahan Nasional (PKB) Abdul Uhaiin Iskandareng Uu mengukuhkan 4.000 santri yang tergabung dalam Laskar Santri Indonesia untuk mempersiapkan kader-kader muda pesantren untuk dilatih menjadi pemimpin masa depan.

Uhaiin menyebutkan, pelantikan ribuan santri Pondok Pesantren Riyadlul Jannah di Kabupaten Tangerang, Banten digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober 2022.

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

“Kami sedang bersiap menjadi pemimpin di beberapa tingkatan,” kata pria yang akrab disapa Gus Uhaiin itu dalam keterangannya yang diterbitkan di Jakarta, Minggu.

Niatkan Mengabdi Untuk Pondok!

Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, laskar Santri Indonesia merupakan kekuatan untuk belajar bergerak bersama masyarakat, dimana saat ini tidak kurang dari 5 juta Santri se-Indonesia tersebar di 28.000 pesantren.

Selain sebagai lembaga pendidikan, pesantren, kata Gus Uhaiin, bisa berperan dalam kekuatan ekonomi. “Sektor informal, ekonomi kecil dan menengah, seluruh pesantren dari sekitar 5 juta pasar berkembang di Indonesia,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hari Santri Nasional penting agar santri tidak hanya disiplin dalam agaan tetapi juga dalam semua profesi.

“Kita semua harus menyerahkan masa depan bangsa ini di tangan pesantren besar yang meliputi para pengikutnya, masyarakat sekitar dan lain-lain,” ujarnya.

Mari Bersama Membangun Pondok Pesantren Annur Sejati Nw!

Baca Juga: Cak Iin: Sebagai Harapan Masa Depan Bangsa Islam Internasional, Perlu Dukungan Pemerintah Baca Juga: Uhaiin Iskandar: PKB Sangat Dukung Capres dan Cawapres 2024.

Dihadapan ribuan mahasiswa, Gus Uhaiin berpesan agar memahami sejarah mahasiswa dan perjuangan mahasiswa dalam pembebasan bangsa ini, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

“Jauh sebelum kemerdekaan, Santri dan Ulaa mempelopori pengembangan kekuatan, budaya, dan moralitas dalam pembangunan bangsa. Pada masa penjajahan, Santri dan Ulaa berada di garda depan dan berani mengusir penjajah,” ujarnya.

Kepemimpinan Santri Di Pondok Pesantren: Menjadi Pemimpin Sejati

Ia juga berpesan agar mahasiswa bersiap untuk mewarisi dan berpartisipasi dalam kesehatan negara, yang juga sedang diperjuangkan oleh mahasiswa.

Unjuk Kreativitas Dan Kesenian Meriahkan Hari Santri Nasional Di Jambi

“Saudara-saudara dan kita semua berhak menjadi apa pun yang dapat meningkatkan kebaikan dan kesehatan bangsa ini. Wajar jika mahasiswa menjadi bupati, gubernur, menteri bahkan presiden,” ujarnya.

Oleh karena itu, Gus memotivasi para mahasiswa untuk optimis dan mempersiapkan masa depan sebaik mungkin, menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

“Anak-anakku para pelajar harus semangat, kuat, dan bertekad menghadapi tantangan ke depan. Saya bangga melihat kalian antusias dan optimis menatap masa depan,” ujarnya.

Gus Uhaiin mengatakan, pengukuhan Laskar Santri Indonesia akan dilaksanakan di banyak pondok pesantren lainnya di Indonesia. Sama seperti sehari sebelumnya, pada Sabtu (15/10), dilakukan pengukuhan Laskar Santri Indonesia yang diikuti sekitar 3.000 santri dari Pondok Pesantren Alnu Enes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Merevisi Hakikat Santri Sejati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like