Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat

Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat – Kuningan, 13 Juli 2024 – Selesainya acara Orientasi Santri (MORSA) periode XXII Sekolah Swasta Islam Al-Multazam diwarnai dengan berbagai penampilan menarik. Acara yang digelar di taman serbaguna paviliun ini menampilkan berbagai karya anggota MORSA sehingga meninggalkan kesan akhir yang tak terlupakan bagi seluruh yang hadir.

Para mahasiswa baru menyuguhkan beragam penampilan seni mulai dari tari hingga akting. Penampilan yang penuh antusias dan kreatif ini tidak hanya menyenangkan, namun juga menjadi kesempatan bagi para mahasiswa untuk menampilkan bakat dan keterampilan yang telah terasah selama kegiatan MORSA.

Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat

Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat

Salah satu pertunjukan yang mencuri perhatian adalah tarian adat yang dibawakan dengan penuh semangat dan kegembiraan. Tak boleh ketinggalan, pementasan yang singkat namun berkualitas ini berhasil mengundang gelak tawa dan tepuk tangan meriah dari penonton.

Fst Kunjungi Pondok Pesantren Mukhtarul Ihsan Kab. Lima Puluh Kota, Jalin Kerjasama Bangun Kolaborasi Keilmuan Untuk Kemaslahatan

Menutup MORSA XXII dengan penampilan seni yang luar biasa memberikan pengalaman yang indah dan tak terlupakan bagi mahasiswa baru. Acara tersebut berujung pada sebuah perjalanan penuh ilmu dan pengalaman berharga serta awal perjalanan mereka sebagai santri di Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam.

Kami yakin semangat kegembiraan dan persatuan yang dirasakan pada acara ini dapat menjadi modal penting bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan dan sukses di masa depan. Melalui semangat dan kerja sama tim, siswa siap menghadapi tahun ajaran baru dengan penuh semangat dan tekad. Perguruan Tinggi Agama Islam Pachiran Lamongan Karangasem menjadi tuan rumah pertunjukan utama yaitu Karangasem Spektakuler (KSP). Kami berharap fungsi ini dapat menggali bakat-bakat mahasiswa yang perlu dikembangkan.

Ponpes Karangasem Ustadz Mufti Labib mengatakan, kegiatan KSP ini menjadi bukti bahwa Ponpes Karangasem tidak hanya mengajarkan ilmu agama atau unggul di bidang akademik.

Dalam sambutannya Ustadz Mufti Labib mengatakan: “Tetapi pesantren Karangasem juga mengajarkan seni, mulai dari seni membaca, menari, drama dan lain-lain.”

Melihat Profil Pondok Pesantren Darul Quran Di Pedamaran Timur Oki

Pertunjukan Karangasem (KSPO) merupakan acara edukasi yang tidak hanya melibatkan nyanyian dan tarian, namun juga mengajarkan kepada santri tentang arti kesetiaan dan cinta kasih di Pondok Pesantren Karangasem.

Acara Persatuan Mahasiswa Muhammadiyah (OPPKM) Pondok Karangasem yang pertama tahun 2019 berlangsung sangat meriah meski diguyur hujan.

Festival Karangasem tidak hanya dihadiri oleh anak muda, namun warga sekitar pun turut serta dalam promosinya dengan penuh antusias.

Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat

“Kegiatan ini bermanfaat karena siswa juga harus mempunyai sarana untuk mengembangkan kemampuan seni ekstrakurikulernya. Selain belajar menghafal dan membaca buku kulit, mereka juga harus bisa bersenang-senang.” pungkas Fendi. (Gulamin Halim)

Kreatifitas Santri Dalam Pentas Seni

Dia mewakili media untuk berita baik, Islam dan pembangunan. Berbasis komunitas dan berpedoman pada tujuan komunitas Muhammadiyah.

Postingan pertama oleh Prof. Khaedar Nashir mengatakan, setiap ke Lamongan niscaya akan menemukan peluang bisnis berikutnya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, PD IPM Lamongan melakukan penelitian ilmiah khusus. Berbeda dengan pesantren lainnya, Pesantren Tri Mulyo Jati dinilai “mampu”. menghadirkan seni sebagai sarana mengenalkan nilai-nilai sosial dan budaya ke dalam kehidupan peserta didik.

Kami pertama kali mengetahui tentang Pondok Pesantren Tri Mulyo Jati selama kunjungan kami. Menurut penelitian yang dilakukan di pesantren ini, banyak hal dan nilai penting yang muncul dari citra pesantren ini, sehingga dapat mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda.

Foto ini sepertinya memiliki daya tarik berbeda yang mungkin bisa membuat seseorang memahami Pondok Pesantren Tri Mulyo Jati dibandingkan dengan banyak pondok pesantren lainnya. Pesantren umumnya dipandang sebagai lembaga keagamaan. Sebagian orang sering menganggap agama itu berbeda dengan seni, seolah-olah agama dan seni adalah dua hal yang tidak bisa berjalan bersamaan. Hal ini bertolak belakang dengan kasus di sekolah Islam, yaitu sekolah Islam swasta Tri Mulyo Jati, yang berupaya memadukan pendidikan agama dengan seni.

Jangan Salah Pilih! Begini Tips Memilih Pesantren Demi Masa Depan Anak

Pertumbuhan Madrasah Swasta Islam Tri Mulyo Jati tidak hanya terbatas pada sosialisasi dan pengembangan ilmu agama dan umum di kalangan siswanya saja, namun juga fokus pada ilmu seni dan budaya. Merupakan bagian penting dari lukisan atau bangunan yang dibangun di sebuah pesantren dan menggambarkan nama “Tri Mulyo Jati” yang berarti “Kehormatan Besar”.

Pondok pesantren yang terletak di Desa Pangang, Gunung Kidul ini berupaya melestarikan seni dan budaya dengan membina bakat individu santri melalui penciptaan karya seni tradisional yang merupakan warisan budaya nenek moyang. Upaya tersebut terkait dengan harapan Prof. Koentjoro selaku pendiri Akademi Islam Tri Mulyo Jati berdedikasi untuk melestarikan dan melestarikan seni dan budaya daerah saat ini. Karena seni dan budaya lokal memiliki kualitas hidup yang tinggi, maka penting untuk mengembangkan kesadaran sejak dini.

Para siswa di Pesantren Tri Mulyo Jati tidak hanya diperkenalkan namun juga diajak untuk merasakan secara langsung kesenian tradisi dan adat istiadat untuk memberikan siswa pengalaman kesenian yang mendalam, salah satunya adalah alat musik gamelan. Pondok pesantren ini membantu para santri dengan menyediakan peralatan gamelan yang memungkinkan mereka mengembangkan dan memahami seni bermain gamelan.

Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat

Tidak sebatas praktik, siswa juga dikenalkan dengan nilai-nilai keagamaan, moral, dan sosial yang terkandung dalam praktik gamelan, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kajian mengenai gamelan di pesantren ini menunjukkan bahwa gamelan juga dapat menjadi sarana pembelajaran, baik secara sosial maupun keagamaan. Gamelan mengandung banyak nilai. Misalnya dalam konteks sosial, gamelan mengajarkan toleransi.

Haflah Akhirussanah Ponpes Al-hikmah Angkatan Vii

, konsep toleransi yaitu menjaga sikap hormat, tidak inisiatif dan menghargai alat musik, kendang dan pemusik. Konsep ini mempunyai arti bahwa dalam gamelan segala sesuatunya harus selaras, tidak boleh bersifat berusaha kuat pada orang lain karena akan merusak keharmonisan yang sudah ada.

Itu berarti saling memandang. Dalam gamelan kita diminta untuk saling memandang, artinya kita harus tetap berhubungan dan melihat lingkungan sekitar kita. Sebagai musisi, kita tidak boleh egois dan menutup mata terhadap apa yang ada di sekitar kita. Indra kita telah berkembang melalui latihan gamelan, menjadikan kita orang yang sadar lingkungan.

Selain itu gamelan mempunyai nilai demokrasi. Nilai-nilai tersebut tampak dalam permainan gamelan, yaitu permainan yang menggunakan alat musik perkusi atau dikenal dengan irama pamurba yang artinya pemimpin irama. Selain berperan sebagai pengontrol ritme atau tempo, drum juga biasanya berperan untuk mengawali peralihan suatu bagian sebuah lagu, misalnya dari bagian A ke bagian B, dan musisi lain perlu memahami transisi tersebut. drum Pemain kendang harus mampu menguasai pementasan gamelan, terutama dalam hal mengatur ritme atau tempo pementasan.

Namun, ia tidak bisa berbuat semaunya, meski ingin pamer, karena hal tersebut dapat merusak keharmonisan makanan yang disajikan. Artinya melalui gamelan kita dapat belajar tentang kehidupan, khususnya kehidupan bermasyarakat. Empati, pengertian, toleransi dan kepemimpinan dapat dipelajari dengan mempelajari gamelan.

Pesantren Uic Batam Pioner Pondok Ramah Anak

Hal tersebut disadari oleh para pimpinan, pengurus dan guru di pesantren ini, sehingga mereka menghadirkan seni sebagai sarana agar siswanya dapat belajar tentang hal-hal sosial dan keagamaan. Pendekatan ini dilakukan dalam rangka membangun keterkaitan antara praktik seni dengan kehidupan sehari-hari yang mempengaruhi dan mempengaruhi, serta menunjang dan memelihara nilai-nilai berbasis warisan budaya. Selain itu, pendidikan terkait pemahaman seni dan budaya daerah mulai dikembangkan sejak dini, sehingga peserta didik sejak dini sudah terhubung dan dekat dengan warisan seni dan budaya yang perlu dilestarikan.

Pembahasan mengenai seni budaya lokal dan Sekolah Pendidikan Muslim Tri Mulyo Jati tidak hanya terfokus pada siswanya saja namun juga para orang tua dari masyarakat sekitar, khususnya tentang pelestarian kesenian Gejog Lesung yang terancam punah. Gejog Lesung merupakan grup seni musik lokal yang tampil setelah panen padi. Cara memainkan Gejog Lesung adalah dengan memukul alu (sebatang kayu besar) di lantai pelayanan dengan cara yang berbeda-beda sehingga menimbulkan irama yang unik, kemudian diiringi dengan nyanyian dan tarian.

Kesenian Gejog Lesung banyak dijumpai pada masyarakat Jawa karena umumnya dikaitkan dengan pertanian. Namun yang membedakan Gejog Lesung Tri Mulyo Jati dengan yang lain adalah karya seni Gejog Lesung yang ada di pesantren ini merupakan karya ibu-ibu setempat. Penelitian dilakukan bersama-sama hingga akhirnya mampu menunjukkan kepiawaian Gejog Lesung yang luar biasa.

Kegiatan Berkesenian Di Pondok Pesantren: Menyalurkan Bakat

Dari apa yang kami lihat, kami melihat bagaimana sudah ada pemahaman tentang distribusi desain dimana sampel dibagi menjadi 5 bagian berdasarkan frekuensi pukulan; low (bass), high (treble), mid (medium), serta guratan-guratan yang berperan sebagai motif. Artinya, meskipun para orang tua tersebut tidak bersekolah di sekolah musik, namun pemahaman mereka tentang musik masih terus berkembang, termasuk cara mereka menyebut gaya irama dengan menggunakan kata-kata lokal di sekitar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran sesuatu tidak harus selalu dilakukan di sekolah formal, pendidikan lingkungan hidup juga merupakan proses pembelajaran dan metode pembelajaran “experiential”.

Pekan Olahraga Dan Seni (porseni) Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an At-taubah

Upaya Akademi Islam Tri Mulyo Jati dalam menciptakan dan melestarikan kesenian Gejog Lesung patut diacungi jempol karena ilmu seperti itu jarang ditemukan bahkan di lembaga kesenian besar sekalipun.

. Hal ini menjadi tanda bahwa pondok pesantren telah berupaya mengembangkan bakat setiap individu dan ikut serta masyarakat sekitar dalam membangun kebudayaan dengan bersama-sama melestarikan kesenian daerah.

Seni secara umum sering dianggap sebagai hiburan, pertunjukan, dan lain-lain. Pemikiran ini tidak salah karena sebenarnya seni mengandung nilai-nilai kebaikan dan kegiatan hiburan, pekerjaan dan kegiatan adalah tempat kedudukan nilai-nilai kebaikan.

Namun jika dicermati lebih dalam, jelas bahwa seni lebih berkuasa. Seni dapat memberikan kontribusi terhadap permasalahan di masyarakat, khususnya mengenai peran seni dalam masyarakat.

Porseni: Sarana Untuk Mengasah Minat Dan Bakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like