Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender?

Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender? – Pondok Pesantren IGBS Darul Marhamah telah berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada anak perempuan selama lebih dari dua puluh tahun. IGBS Darul Marhamah fokus pada pendidikan seluruh perempuan dan merupakan pilihan tepat bagi para orang tua yang ingin mendidik generasi penerus perempuan muslim berdasarkan nilai-nilai Islam. Berikut beberapa keistimewaan pendidikan putri di IGBS Darul Marhamah:

1. Pendidikan berbasis nilai-nilai kewanitaan: IGBS Darul Marhamah tidak hanya memberikan pendidikan akademik namun juga menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan berdasarkan nilai-nilai Islam. Melalui program khusus yang meliputi keterampilan memasak, fashion, tata rias dan lainnya, putri Anda akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan praktis yang dibutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender?

Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender?

2. Dukungan Departemen Pendidikan: Pondok Pesantren IGBS Darul Marhamah bekerja sama dengan departemen pendidikan setempat untuk memastikan dukungan dan pengakuan terhadap program pendidikan yang ditawarkan. Pendidikan yang diberikan di IGBS Darul Marhamah ini sesuai dengan standar pendidikan nasional dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada para siswi.

Wagub Kalteng Letakan Batu Pertama Pembangunan Pesantren Tanwirul Muslimin

3. Kerjasama dengan Departemen Agama : Sebagai lembaga pendidikan Islam, Pondok Pesantren IGBS Darul Marhamah juga bekerja sama dengan Departemen Agama untuk memastikan pendidikan agama yang diberikan sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Hal ini membantu memperkuat identitas keagamaan anak-anak perempuan tersebut dan menciptakan landasan spiritual yang kuat bagi masa depan mereka.

4. Pengembangan kepribadian dan kecerdasan Selain aspek kewanitaan, IGBS Darul Marhamah sangat mementingkan pengembangan kepribadian dan kecerdasan siswi. Melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler, lokakarya dan pengajaran, mereka didorong untuk mengembangkan karakter yang baik, kepemimpinan yang kuat dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hidup.

Pondok Pesantren IGBS Darul Marhamah tidak hanya sekedar lembaga pendidikan namun juga wadah untuk mencetak generasi penerus muslimah yang siap menghadapi tantangan masa depan. Bergabunglah dengan kami dan lihat bagaimana IGBS Darul Marhamah dapat membantu anak perempuan Anda mewujudkan potensi penuh mereka.

Persatuan dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan. Kami bangga dapat menyediakan lingkungan yang tidak hanya nyaman, tetapi juga kondusif bagi perkembangan…

Program Pendidikan Madrasah

Lab Kuliner kami di Pondok Pesantren IGBS Darul Marhamah adalah tempat dimana para santri kami dapat mengasah kemampuan memasak dan memasaknya….

Lab Komputer di Pondok Pesantren IGBS Darul Marhamah merupakan wadah para santriwati kami memasuki dunia teknologi dan informasi dengan semangat dan ilmu pengetahuan….Website Resmi Universitas. Situs web resmi universitas. Pondok Pesantren.

Bogor, 8 Juni 2024 – Universitas kembali menyelenggarakan program “Go to School” kali ini di Pondok Pesantren Modern Darun Naim Yapia Parung-Bogor. Acara yang berlangsung pada Sabtu (8/6) ini dihadiri oleh Direktur LPPM University, Bapak Tovil Ahirudin, S.S.I, M.Pd. dan dibuka dengan presentasi oleh Mathnoor Ritonga, profesor universitas. Wisuda santri dan guru ponpes pun turut serta dalam acara pembukaan tersebut.

Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender?

Mengangkat tema “How to Study in Your Home Country”, pembekalan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan motivasi kepada mahasiswa pascasarjana tentang pentingnya melanjutkan studi di negara asal. Pada acara ini, Bapak Tovil Ahirudin dan Matnur Ritonga menjelaskan tentang sejarah berdirinya universitas tersebut dan perkembangannya hingga saat ini. Mereka mencontohkan, perguruan tinggi telah menjadi salah satu lembaga pendidikan wakaf terkemuka, berbasis pesantren dan mampu bertahan dalam persaingan di tingkat nasional dan internasional.

Pesantren Dan Pandemi; Bertahan Di Tengah Kerentanan”

Kedua pemateri tidak hanya mengenalkan pihak universitas, namun juga mengadakan sesi pertukaran ilmu dengan para santri dan guru pondok pesantren. Diskusi interaktif ini memungkinkan mahasiswa untuk bertanya langsung tentang berbagai permasalahan terkait pendidikan tinggi dan kehidupan di kampus universitas. “Kami yakin para pelajar akan termotivasi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi, dan meraih hasil yang lebih baik,” kata Pak Tovil Ahirudin.

Acara Goes to School ini merupakan bagian dari upaya universitas dalam memperluas akses informasi pendidikan tinggi dan menjalin kerjasama erat dengan berbagai institusi pendidikan di Indonesia. Program ini juga merupakan kesempatan untuk memperkenalkan universitas kepada calon mahasiswa dan membangun hubungan yang kuat dengan komunitas pendidikan di berbagai daerah.

Dengan semangat persatuan dan pengabdian, universitas berupaya untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia, memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dan mencetak generasi muda yang sukses dan kompetitif.

© Hak Cipta 2024 – Universitas BPTI | Manajer Situs Web | Penafian | Konten statis terakhir diperbarui pada 6 Desember 2023. Sebagai lembaga pendidikan, Pesantren memiliki keunikan perpaduan budaya yang mengakar di Indonesia. Adanya keterkaitan yang erat dengan pesantren di Indonesia, karena secara silsilah para kepala pesantren berasal dari keluarga besar. Kiai merupakan tokoh sentral di pesantren. Kiai mempunyai otoritas yang sempurna dan kedudukan yang kuat di lingkungan pesantren, sehingga keputusan dan kebijakan dipegang teguh oleh Kiai. 

Smk Assalafiyyah Sleman Komitmen Jadi Percontohan Sekolah Lain Dan Trademark Pondok Pesantren Digital

Kekuasaan dan kewibawaan yang kuat tercipta di pesantren ini, yang kemudian menjadi budaya permanen. Padahal, pelestarian dan penciptaan budaya ini lahir dari kuatnya pengaruh budaya patriarki. Budaya patriarki yang berkembang di masyarakat Indonesia dan budaya patriarki yang muncul di berbagai kitab kuning diciptakan dan ditafsir tanpa memasukkan perspektif kesetaraan gender. Sebagai bagian dari pembelajar Islam, Kitab Kuning diciptakan oleh para ulama yang bertujuan untuk menafsirkannya dengan penjelasan rinci berdasarkan petunjuk Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Hal ini diakibatkan banyaknya kitab kuning yang mengecualikan perempuan dan bahkan menempatkan mereka pada posisi yang tragis. 

Kondisi tersebut mendukung munculnya pembatasan bagi perempuan di pesantren. Sebagai istri Kiai, Nyai hanya diperbolehkan mengajar santri perempuan dan tidak diperbolehkan belajar di luar pesantren. Dalam beberapa kasus lain, Nyai sebagai istri Kiai pada umumnya merupakan sosok yang kemampuan keilmuannya tidak perlu diragukan lagi, dan hal inilah yang dibutuhkan masyarakat luas. Pembatasan ini menghambat perkembangan perempuan karena gaya hidupnya menjadi monoton.

Namun fenomena terbatasnya jumlah peserta pelatihan Islam yang tampil dan berkontribusi di ranah publik patut dipertanyakan karena banyak peserta pelatihan Islam perempuan yang tampil dan berkontribusi di berbagai bidang di ranah publik. Saat ini, banyak perempuan, nyaya, dan santri yang berperan besar di ranah publik. Hal ini merupakan bagian dari prestasi para ibu-ibu pesantren dalam perjuangan hidup dan kebebasannya. 

Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender?

Nyai Hindun Anisa adalah sosok kelahiran pesantren dengan kepribadian santri tangguh yang berperan besar di ranah publik. Nyai Hindun Anisa adalah pengasuh Pondok Pesantren Hasim Asyari Bangsri Jepara.  Nyai Hindun Anisah dikenal juga dengan sebutan Kiai Masyuhur di Indonesia, lebih tepatnya KH. Ali Maksum Krapyak dan Kiai Hamid Pasuruan. 

Membumikan Pendidikan Adil Gender Di Pesantren

Anisa Nyay Hin dibesarkan oleh ibunya menjadi seorang wanita pemberani yang peduli pada kewanitaannya, dan ia sering menyebut sosok wanita hebat sebagai pahlawan wanita. Ingatan panjang tersebut bersemayam di alam bawah sadar dan memotivasi Nyai Hindu untuk mempunyai kepribadian dan jiwa kesatria yang kuat. 

Patriarki yang kuat tentu mewarnai lingkungan pesantren, namun tidak jarang Kiai mempunyai pikiran terbuka yang memungkinkan keluarga, termasuk perempuan, untuk berkembang di luar pesantren. Nyai Hindun berkesempatan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi di IAIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gaja Mada. Proses pendidikan inilah yang menjadi titik awal Nyai Hindun melakukan kajian perempuan atau studi gender.

Setelah menyelesaikan gelar sarjananya, Nyai Hindun berkesempatan untuk melanjutkan studi magister di University of Melbourne. Pandangan Nyai Hindun yang blak-blakan tentang pentingnya memperjuangkan perempuan terus dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan yang diperolehnya. Nyai Hindun aktif mengikuti berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan dan memperjuangkan hak-haknya. 

Membangun kesadaran yang kuat akan perjuangan perempuan membutuhkan proses yang panjang. Sebagai seseorang yang lahir di pesantren di Nyai Hindun dan dibesarkan di pesantren, ia memiliki kemampuan akademik yang tidak perlu diragukan lagi di pesantren. Nyai Hindun adalah seorang ahli kajian Kitab Kuning dan juga seorang wanita penghafal Al-Quran. Kuatnya potensi akademis yang dimiliki pesantren, khususnya pendidikan umum, dan pemahaman akan pentingnya perjuangan perempuan menjadi alat yang memotivasi Nyai Hindu untuk berbicara tentang pentingnya perjuangan hak-hak perempuan. 

Magits: Tantangan Pesantren Salaf Dan Modern

Nyai Hindun Rahima telah terlibat dalam berbagai organisasi yang fokus pada isu-isu perempuan. Rahima merupakan lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada korban kekerasan terhadap perempuan. Nyai juga masuk dalam ranah ulama perempuan. Keikutsertaan Nyai Hindun di berbagai organisasi di lingkungan Pondok Pesantren menjadi katalis bagi Nyai Hindun untuk berani mempublikasikan perjuangan hak-hak perempuan di lingkungan Pondok Pesantren. 

Nyai Hindun memasuki ranah jaringan atau organisasi yang terkait dengan pesantren dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas keilmuan pesantrennya dan pentingnya kepedulian terhadap perempuan pada posisi Nyai. Tentu saja sebagian besar ibu-ibu di pondok pesantren belum menyadari pentingnya memperjuangkan hak-hak perempuan, apalagi sebagai pimpinan di pondok pesantren Nyay. Upaya untuk mensosialisasikan pentingnya pemberdayaan dan perjuangan hak-hak perempuan gencar dilakukan Nyai Hindun melalui berbagai jaringan perempuan Nyai Hindun seperti JP3M dan FASANTRI (Forum Ikatan Wanita Guru Pondok Pesantren). 

Nyai Hindun berjuang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap perempuan dan menjadi bagian dari perubahan. Sebagai pendiri Nyai Hindun, FASANTRI mempunyai misi besar yaitu memanggil Nyai sebagai pengasuh atau pimpinan pesantren untuk memberikan pelayanan yang lebih baik terhadap perempuan. Kepedulian yang dimaksud adalah memberikan ruang, peluang dan dukungan bagi perempuan untuk maju. Kemampuan dan potensi perempuan seringkali tidak pernah dioptimalkan untuk menghasilkan apa pun. Oleh karena itu penting untuk memberikannya 

Bagaimana Pondok Pesantren Mendukung Pendidikan Berbasis Gender?

FASANTRI menjadi ruang Nyai Hindun memperjuangkan hak-hak perempuan di pesantren. Nyai Hindun menyelenggarakan forum untuk mengkoordinasikan penyelesaian permasalahan perempuan di pesantren

4 Faktor Penyebab Siswa Betah Di Pondok Pesantren

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like